Sabtu, 29 Januari 2011
JAKARTA (Suara Karya): Gelandang lincah Oktovianus Maniani mangkir dari pelatnas timnas pra-Olimpiade 2012 dan memilih ikut klubnya, yaitu Sriwijaya FC, menjalani laga tandang ke Persipura Jayapura.


Pemain asal Papua itu meninggalkan hotel tempat pemain pelatnas tinggal, Kamis (27/1) malam, dan langsung terbang ke Papua melalui Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. "Dia pergi tidak minta izin," kata pelatih timnas Alfred Riedl usai latihan rutin di Lapangan PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (28/1).

Meski tidak izin padanya, Riedl mengaku tahu kepergian Okto. Badan Tim Nasional (BTN), dalam hal ini Iman Arif, dan asisten pelatih Wolfgang Pikal juga telah melakukan pertemuan sebelum terbang ke Papua.

Oktovianus Maniani dalam beberapa hari terakhir memang menjadi objek rebutan antara timnas dan Sriwijaya FC. Timnas melarang memperkuat klub, tetapi klub bersikeras menggunakan jasanya.

Keinginan kuat Laskar Wong Kito menggunakan jasa Okto itu dipicu diizinkannya kiper Kurnia Meiga (Arema Indonesia) dan Nasution Karubaba (Perseman) memperkuat masing-masing klubnya saat pelatnas.

Meski Okto kabur dari pelatnas, namun program latihan tetap sesuai dengan rencana awal. Riedl tidak terpengaruh dengan kepergian pemain yang juga memperkuat timnas senior pada Piala AFF 2010 itu.

Asisten pelatih timnas Wolfgang Pikal menegaskan, Okto harus menerima konsekuensinya setelah kabur dari pelatnas pra-Olimpiade dan memperkuat timnya, Sriwijaya FC, pada lanjutan Indonesia Super League (ISL). "Konsekuensinya bermacam-macam. Tapi, sebelum diputuskan, kami menyerahkan ke Departemen Hukum PSSI," kata Pikal.

Menurut dia, konsekuensi yang harus diterima oleh gelandang Sriwijaya FC itu bisa berupa sanksi uang, larangan bermain bersama timnas, ataupun langsung dicoret dalam skuad timnas.

Untuk sanksi berupa uang, kata dia, bisa saja besarnya Rp 10 juta untuk satu hari mangkir dari latihan, sedangkan larangan turun pada pertandingan timnas antara 5-10 pertandingan.

"Ini adalah dampak konflik antara timnas dengan Sriwijaya FC. Jadi harus secepatnya diselesaikan," katanya menambahkan. (Syamsudin W)

Baca Selengkapnya...

sholat

Pendapat pertama ini adalah pendapat Imam Al-Auza’iy dan salah satu riwayat dari Imam Malik dan Imam Ahmad. Bahkan Ibnu Hazm berlebihan dalam menguatkan pendapat ini sehingga beliau menganggap bahwa meletakkan tangan sebelum lutut adalah perkara yang wajib.
Dalil-dalil Pendapat Pertama
Ada dua  Hadits yang dijadikan dalil oleh orang yang menganut pendapat pertama ini :
Hadits Pertama: Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :

“Apabila salah seorang dari kalian (hendak) sujud maka janganlah ia turun bersimpuh sebagaimana turun bersimpuhnya onta tapi hendaknya ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya“. Dikeluarkan oleh Ahmad 2/381, Al-Bukhary dalam At-Tarikh Al-Kabir 1/1/139, Abu Daud no 840, An-Nasa`i 2/207 dan dalam Al-Kubra no. 678, Ath-Thahawy dalam Syarah Ma’any Al-Atsar 1/254, Ad-Daruquthny 1/344-345, Al-Baihaqy 2/99-100, Al-Hazimy dalam Al-I’tibar Fii An-Nasikh Wal Mansukh minal Atsar hal. 59-60, Ibnul Jauzy dalam At-Tahqiq no.520-522, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla 4/128-129 dan Al-Baghawy dalam Syarah As-Sunnah 3/134-135 semuanya dari jalan Abdul ‘Aziz bin Muhammad Ad-Darawardy dari Muhammad bin Hasan dari Abu Zinad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah.
http://sholat.wordpress.com/ Baca Selengkapnya...

sejarah bola voli

SEJARAH BOLA VOLI
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committe of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
http://www.scribd.com/doc/15194604/Sejarah-Bola-Voli
Baca Selengkapnya...

LSI vs LPI

Dunia sepak bola Indonesia kembali dihiasi oleh berita baru dan juga mengejutkan, yaitu bergulirnya kompetisi tandingan dari Liga Super Indonesia (Indonesia Super League) yang bernama Liga Premier Indonesia (LPI). LPI ini tidak di bawah PSSI, karena itulah kehadiran LPI mendapatkan respon yang negatif dari para pengurus PSSI, termasuk sang ketuanya, Nurdin Halid.

Lalu apa perbedaan LPI ini? Berdasarkan konfirmasi yang beredar, LPI ini tidak akan menggunakan dana dari APBD seperti yang dilakukan selama ini oleh masing-masing klub yang mengikuti LSI. Justru tiap klub yang akan mengikuti LPI ini akan dibiayai selama 5 tahun hingga masing-masing klub bisa mengatur keuangan klubnya sendiri. LPI menganut asas profesionalitas, dimana setiap klub yang mengikuti kompetisi LPI harus bisa mencari sumber pendanaannya sendiri dan juga mengelola keuangannya bak perusahaan profesional kedepannya.

LPI sebenarnya ingin mengajak setiap klub yang ada untuk bisa mulai memandang kompetisi yang ada sebagai sebuah industri, dimana ada pemasukan, ada pengeluaran, dan semua itu dikelola secara mandiri dan profesional.

Tapi rencana yang muncul dari Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI) ini mendapat tentangan yang cukup keras dari ketua PSSI, Nurdin Halid. Nurdin Halid menyatakan akan menindak dengan keras setiap pemain dan juga klub yang bergabung dengan LPI ini.

Mari kita saksikan bagaimana nasib LPI ini kedepannya.
http://olahraga.kompasiana.com
Baca Selengkapnya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme